Kondisi diperparah dengan polutan di lingkungan sekitar yang banyak mengandung radikal bebas, yang bisa merusak dan mengiritasi.
"Kurangnya mengonsumsi air putih atau hanya melakukan saat haus juga turut memperbesar terjadinya iritasi yang memicu batuk," kata Emilia E. Achmadi, MS, yang merupakan Clinical Dietitian sekaligus pakar di bidang nutrisi dan pencegahan penyakit saat peluncuran kampanye Kampanye Batuk Itu Ganggu oleh Combiphar di Jakarta, Kamis (12/6/2014).
Konsumsi makanan sehari-hari juga turut berperan. Makanan yang mengandung minyak
(gorengan), penggunaan bahan perasa, pewarna, dan pengawet, juga makanan siap
saji.
"Akohol kan juga iritan, ada orang-orang tertentu pada kadar alkohol tinggi sudah membuat mulai berlendir, itu tanda munculnya iritasi. Kalau ada lendir, jadinya batuk,” paparnya.
Emilia menambahkan, kurang tidur juga menjadi pemicu batuk. “Kalau kita malam tidak bisa tidur 7-8 jam, maka daya tahan tubuhnya turun,” ujarnya.
Namun, ketika batuk sudah mengeluarkan
lendir dan tidak ditanggulangi, lendir inilah yang menjadi lahan subur untuk bakteri dan jamur.
Dia menyesalkan batuk sering dianggap sepele. Padahal, batuk ini dapat mengakibatkan demam, bahkan dapat mengakibatkan inflamasi jalur pernapasan atas yang akut dan itu bisa menular.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar