Sebuah survey menyebutkan bahwa kaum muda dunia adalah kaum yang paling jarang mengonsumsi buah dan sayuran. Mereka lebih suka makanan cepat saji sebagai sajian yang pas untuk nongkrong dan hangout.
Namun sebuah studi di University of Western Australia, kaum muda adalah kaum yang paling banyak menggunakan sosial media, sehingga media ini bisa dipergunakan untuk memperbaiki kebiasaan makan kaum muda.
Studi tersebut menggunakan media komunikasi elektronik untuk mempromosikan konsumsi sayur dan buah kepada 71 orang mahasiswa. Sebelum studi dilakukan, para mahasiswa hanya mengonsumsi 1,6 porsi harian buah dan 2,3 porsi harian sayur.
“Kelompok usia 13-34 tahun adalah kelompok potensial yang cenderung mengonsumsi makanan tak sehat,” terang Christopher Rompotis selaku pimpinan penelitian.
“Kaum muda pada fase ini melewati fase kehidupan yang autonomi, di mana mereka tidak selalu makan di rumah,” tambahnya seperti dikutip dari ABC Australia.
Pemuda berpenghasilan (sudah bekerja) juga merupakan kelompok usia yang rentan terhadap pola makan tidak sehat karena mereka bisa dengan leluasa membeli makanan yang mereka suka dengan uang mereka sendiri.
Namun, pesan yang disampaikan melalui email dan SMS difokuskan pada pembentukan kebiasaan untuk memperbaiki pola makan mereka selama delapan minggu cukup positif. Pesan yang disampaikan termasuk ringan dan simpel. Misalnya memindahkan mangkuk berisi buah ke tengah-tengah meja makan dan meletakkan sayur dan buah di bagian depan kulkas.
Cara ini membuat pola makan sebagian kaum muda menjadi lebih sehat.
Tentunya tidak terlepas dari kedekatan mereka dengan sosial media yang makin digemari dalam satu dekade terakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar