Ada mitos berkembang di masyarakat, setelah terjaga sepanjang malam sebaiknya jangan lekas mandi. Sebab bisa memicu penyempitan pembuluh darah. Bahkan jika dilakukan berulang-ulang, bukan tidak mungkin dapat mengakibatkan kematian mendadak. Benarkah demikian?
Menurut ahli penyakit jantung dari Rumah Sakit Harapan Kita, Prof. Dr. dr. Budhi Setianto, Sp.Jp (K) FIHA, keyakinan itu tidak sepenuhnya benar. Karena kematian mendadak bukan disebabkan mandi selepas begadang saja. Tapi lebih terpengaruh kebiasan buruk sehari-hari.
"Kalau melihat data, kematian mendadak banyak terjadi pada usia 35 tahun ke atas, 80 persen di antaranya karena penyempitan jantung koroner," ujar Budhi kepada Plasadana.com.
"Penyakit ini muncul akibat gaya hidup yang tidak sehat."
Artinya, mandi setelah begadang bukanlah satu-satunya penyebab. Pemicu utama justru muncul dari kebiasaan mengkonsumsi makanan berlemak, merokok, minuman keras, kadar kolesterol yang tinggi, memiliki riwayat diabetes, tekanan darah tinggi, dan kurang berolahraga. "Jadi yang lebih berbahaya itu malah kebiasaan buruk saat begadang," kata dia.
Artinya, mandi setelah begadang bukanlah satu-satunya penyebab. Pemicu utama justru muncul dari kebiasaan mengkonsumsi makanan berlemak, merokok, minuman keras, kadar kolesterol yang tinggi, memiliki riwayat diabetes, tekanan darah tinggi, dan kurang berolahraga. "Jadi yang lebih berbahaya itu malah kebiasaan buruk saat begadang," kata dia.
Pada beberapa kasus, Budhi melanjutkan, ada orang yang kerap terjaga hingga pagi dan lanjut mandi tapi tidak mati mendadak. Jawabannya, ternyata orang itu tetap mengontrol asupan makanan dan menghindari rokok kala begadang. Menjaga keseimbangan psikologis dengan berpikir positif dan menjauhi stres pun bisa menyelamatkan diri dari kematian mendadak.
Budhi mengatakan, bila ada kasus mati mendadak karena mandi pagi setelah begadang, kemungkinan besar orang itu sudah memiliki gejala penyempitan jantung koroner sejak lama. Cirinya: sering merasa nyeri pada bagian dada, sesak nafas, dan cepat lelah meski tidak melakukan aktivitas berat.
"Jadi sepanjang tidak memiliki gejala itu, mandi setelah begadang boleh saja dilakukan," kata dia. "Walaupun sebaiknya aktivitas begadang perlu dikurangi, karena tubuh tetap perlu waktu untuk beristirahat."
Bagi mereka yang menemukan gejala penyempitan jantung koroner, Budhi menyarankan agar segera bersua dengan dokter. Sehingga dapat terdeteksi stadium penyakit dan jenis pengobatan yang perlu dilakukan. "Pasien bakal menjalani USG jantung dan treadmill test," kata dia.
Sedangkan untuk mencegah terjadinya peristiwa mati mendadak, bisa dilakukan dengan mempraktikan gaya hidup sehat. Merujuk semboyan Yayasan Jatung Indonesia, Anda dapat memiliki jantung prima melalui metode "Panca Usaha Jantung Sehat". Yakni SEHAT: seimbangkan gizi, enyahkan rokok, hadapi stres, awasi tekanan darah, dan teratur berolah raga.
Ada juga jargon kesehatan melalui keseimbangan lima rasa: manis, asin, gurih, kecut, serta pahit. Slogan yang tercetuskan oleh Raden Soenarto Mertowardoyo, Kapten TNI Angkatan Darat Kompi C Obat-obatan Kwitang ini menyarankan agar tidak mengonsumsi makanan dengan satu rasa secara berlebihan. Sebab penganan asin terlalu banyak dapat menyebabkan darah tinggi, manis bisa memicu kencing manis, sedangkan gurih meningkatkan kadar kolesterol.
Karenanya, dalam sebuah makanan harus ada lebih dari satu rasa yang berimbang. Kecut bisa melunturkan lemak dari makanan dan pahit berguna sebagai antioksidan. "Pesan ini merupakan kearifan lokal yang digali oleh Raden Sunarto dari budaya Indonesia," kata dia. "Dan masih relevan untuk dipraktikkan hingga saat ini."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar