Jumat, 21 Maret 2014

Kabar Akan Datangnya Bahaya



Halilintar Sambar Kompleks Makam Raja Sumenep, Pagar kompleks makam raja-raja Keraton Sumenep, Jawa Timur, Asta Tinggi, di Desa Kebonagung, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, tiba-tiba roboh. "Roboh karena disambar petir," kata Kepala Penjaga Asta Tinggi R.B. Roeska Pandji Andika, Senin, 17 Maret 2014.

Menurut Pandji, robohnya pagar berupa tembok setebal setengah meter itu diyakini menjadi pertanda akan terjadinya sebuah peristiwa besar di Indonesia. Apalagi tahun ini Indonesia akan menyelenggarakan pemilu legislator dan pemilu presiden. "Sebelum roboh, turun hujan dan angin kencang, lalu petir menyambar-nyambar. Setelah tembok roboh, hujan langsung berhenti," ujar Pandji.

Menurut Pandji, percaya atau tidak, peristiwa-peristiwa aneh yang terjadi di kompleks makam Asta Tinggi selalu dibarengi dengan peristiwa di kemudian hari. Contohnya, kata dia, pada tahun 1965, pohon asam besar di Asta Tinggi tiba-tiba roboh. Ternyata pada tahun itu, presiden pertama RI Sukarno dipaksa mundur.

Begitu pula saat presiden Soeharto dipaksa mundur pada 1998 silam. Menurut Roeska Pandji, saat itu pohon beringin di Masjid Jamik Sumenep roboh. "Masyarakat selalu mengaitkan peristiwa di Asta Tinggi dengan peristiwa besar yang akan terjadi di Indonesia. Tapi benar atau tidak wallahua'lam," katanya.

Asta Tinggi adalah kawasan pemakaman khusus para raja dan kerabat raja Keraton Sumenep.  Kompleks pekuburan ini dibangun sekitar 1750. Awalnya pembangunan ini direncanakan oleh Panembahan Somala dan pelaksanaannya dilanjutkan oleh Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I serta Panembahan Natakusuma II.

Asta Tinggi ini memiliki tujuh kawasan, yakni Kawasan Asta Induk, Kawasan Makam Ki Sawunggaling, Kawasan Makam Patih Mangun, Kawasan Makam Kanjeng Kai/Raden Adipati Suroadimenggolo, Kawasan Makam Raden Adipati Pringgoloyo/Moh. Saleh, Kawasan Makam Raden Tjakra Sudibyo, dan Kawasan Makam Raden Wongsokoesomo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar